Tuesday, November 29, 2011

Apa Itu Islam - Sebuah Film Pendek Oleh Hanung Bramantyo



Tayangan yang meski sederhana sanggup menggetarkan hati dengan nilai-nilai keindahan Islam yang terkandung di dalamnya dibalik berbagai kontroversi yang menyertainya.
Sungguh menginspirasi!

Al-Mumtahanah 8

 
Artinya: Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Mengenal Lebih Dekat Nabi Muhammad SAW

Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w telah bersabda: "Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga saling menyayangi antara satu sama lain. Mahukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian kerjakan niscaya kalian akan saling menyayangi antara satu sama lain? Sebarkanlah salam sebanyak-banyaknya diantara kalian" - (Muslim)

Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW

Fizikal Nabi
Telah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata:

Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.

Kebiasaan Nabi
Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab pamanku: Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya.

Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum, dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin.

Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu.

Rumah Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.

Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja.

Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.

Luaran Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak. Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan.

Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun.

Majlis Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali.

Baginda tidak pernah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.

Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala.

Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!". Baginda juga tidak mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau baginda menjauh dari tempat itu.

Diamnya Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat.

(Nukilan Thabarani - Majma'uz-Zawa'id 8:275)

Heart of a Muslim - Zain Bhikha [Hati Seorang Muslim]




Sebuah video yang sangat menyentuh tentang esensi kebenaran Islam yang sesungguhnya, agama yang penuh cinta dan belas kasihan

Lyrics:
*****
Looking up at the sky, searching for Allah most High
He rejected the way of worshipping Gods of clay
Prophet Ebrahim knew that Allah was near
And that the heart of a Muslim is sincere

Under the hot burning sun, he declared God is one
Though with stones on his chest, his Imaan would not rest
The Muadhin knew that right would conquer wrong
And the heart of a Muslim must be strong

Chorus:
It's the heart of a Muslim through the guidance of Islam
That makes you fair and kind and helpful to your fellow man
So living as a Muslim means that you must play a part
Allah looks not at how you look, but what is in your heart

In our poor meager state, little food on our plate
Mother said she was glad, always sharing what we had
When I asked how can we share what's not enough
She said the heart of a Muslim's filled with love

He said its time you should know, you will learn as you grow
That some people around will do what's bad to bring you down
Father said to be a star that's shining bright
For the heart of a Muslim does what's right

Chorus
So whatever you, make sure your words are true
Honesty is the best, because life is a test
Even if it hurts so much you want to cry
For the heart of a Muslim does not lie
Chorus

Don't Hate ISLAM


Setelah peristiwa 11 September sekian tahun lalu, ketakutan demi ketakukan akan Islam semakin mencuat ke permukaan; beredar tidak hanya di Amerika dimana tragedi WTC terjadi tetapi juga di berbagai belahan dunia. Aksi frontal yang banyak dikenal dengan Islamophobia ini mau tidak mau banyak membuat saudara-saudara kita sesama muslim [di negara dimana Islam dianut oleh hanya sebagian kecil dari penduduk keseluruhan] merasa terancam dan terkucilkan.
Semua bermuara pada citra Islam yang identik dengan kekerasan dan terorisme. Kenapa?
Banyak yang kemudian bertanya apa sesungguhnya Islam itu. Keingintahuan berlanjut pada pengadaan banyak riset dan pembelajaran melalui berbagai makalah yang alhasil malah menambah jumlah warga Amerika yang kemudian memutuskan untuk berhijrah dan membaca dua kalimat syahadat.
Islam terbukti benar. Subhanallah.
Biarkan tayangan ini menjelaskan semuanya mengapa Islam begitu berbeda....

Amazing Azaan Discovery: 24 Hours A Day!

Subhanallah, asma Allah dikumandangkan 24 jam dalam sehari tanpa henti di seluruh penjuru bumi


Saturday, November 26, 2011

-Pride // Awareness in Green-



Kami merenung melihat deretan pita berwarna-warni yang teruntai di sebuah sudut ruangan.  Beragam warna yang memanjakan mata terbentuk dalam lipatan sederhana di mana kedua ujungnya bertautan.

Ketika merah disimbolkan sebagai peduli HIV, pink mengarah pada kepedulian terhadap kanker payudara dan hitam yang menjadi representasi dari anti suicide maka kami mencoba mencari apakah yang dideskripsikan oleh sebuah warna yang secara historis juga merupakan sebuah warna [Islam].

Memang, hijau telah digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan kepedulian akan banyak hal. Namun rasanya bukan merupakan suatu kesalahan bila kami menyematkan warna hijau sebagai simbolisasi kepedulian terhadap rasa bangga dengan keyakinan dan iman akan Islam.

"Kami bangga, kami peduli//Islam Pride Awareness"

Thursday, November 24, 2011

#1 [Persembahan Ketjil dari Kami untuk Para Sahabat]

Setelah pertemuan persahabatan yang membuahkan inspirasi Lentera Mahadaya pada 19 November 2011, kami mengajak sahabat-sahabat sekalian untuk hadir di event ketjil kami yang pertama [#1]. -Always Support Love and Making Peace-


Tidak ada niatan yang lebih dari wadah ini, selain mengharap persatuan dan pembelajaran. Kami masih [dan akan selalu] muda, dan tentunya [akan selalu] mencintai segala esensi dalam Islam.

Saturday, November 19, 2011

Semengalir Air//Seterjal Bukit Berduri



Menuju Satu Titik

Kadang mata masih melotot dan harus dikucek-kucek ketika melihat seorang bermata sipit berkulit kuning masuk ke ruang peribadatan umat muslim. Padahal apa bedanya? Kita manusia dan mereka juga bukan?

Apakah ada yang salah dengan mereka yang berpindah karena merasa menemukan hal paling indah? Lahir 38 tahun lalu dari keluarga yang kental dengan keyakinan Buddha yang kuat dan memilih untuk menjadi Katholik beralih dan akhirnya memutuskan berhijrah ke Islam tentu bukanlah suatu kebetulan dalam diri seorang wanita Aisyah Ie Yin Gozali Ishar [Ai].

Bila kebanyakan perpindahan diiringi dengan pertentangan, yang didapatnya justru keseimbangan. Tidak ada tekanan, semuanya berjalan sesuai harapan. 

Adalah suatu keajaiban saat ia pulang kerumahnya untuk bertoleransi di hari besar Imlek dan oleh pihak keluarga tercinta [kakak]  dibuatkan makanan khusus untuknya yang tidak mengandung zat yang haram.

Ibarat cermin terbalik, kondisi berbeda dialami seorang pekerja medis berusia belia yang juga memutuskan untuk berhijrah dan mencari ketenangan dalam beribadah lewat pilar keislaman," jelas wanita bernama panggil Sylvie ini. 

Dibesarkan dari keluarga yang berbeda keyakinan namun keduanya berakhir dengan sama-sama keras menentang nilai-nilai keislaman. Penentangan demi penentangan terus terjadi. Kehilangan banyak teman yang [dahulu] selalu berada dekat berangsur mulai hilang.

Referensi dari buku 'Salib di Bulan Sabit' adalah titik balik yang membuatnya semakin yakin bahwa pilihannya suatu hal yang benar. Meski perguliran waktu hingga 7 tahun tidak akan terasa sebentar, ia masih merasa gentar untuk mengutarakan kenyataan bila dirinya telah berpindah keyakinan.

Meski terbelah dalam dua kacamata, semuanya mengarah pada satu titik, ingin menyatukan umat muslim tanpa pengkotak-kotakan. Dan lewat diskusi singkat bersama dua sosok yang berbeda sisi di akhir pekan siang tadi, hembusan nyawa Lentera Mahadaya mulai ditiupkan!

Seberkas Cahaya Bagi Sesama



Cahaya tak harus menyinari seisi bumi untuk menjadi berarti. Sekelibatan sinar lilinpun bisa menjadi pencerah arah. Berangkat dari sejumput mimpi yang terserak, kami membuat wadah agar semua tak tertumpah tanpa arah. 

Bicara soal keputusan besar yang berbuah pada suatu perubahan dan perpindahan, bukan perdebatan yang menjadi harapan kami. Namun kebersamaan dan pembelajaran untuk tujuan kebaikan selalu kami nantikan.

Kami sudah cukup gerah rasanya dengan pengkotak-kotakkan. Ketika semuanya berujung pada kekacauan dengan alasan ketidaksamaan. Sudah tentu yang semacam ini hanya berbuah perpecahan.

Wadah ini adalah tempat berbagi, tak peduli seberapa takarannya. Tak terbatas untuk para sahabat yang berhijrah ke jalan Allah, namun juga terbuka lebar untuk yang sedari lahir telah menjadi follower rasul yang terutama dan terakhir.



Tercipratnya mimpi besar ini tentu tak terlepas dari titipan-Nya pada empat followernya yang muncul dengan latar belakang yang berbeda. Namun semuanya memiliki satu kesamaan, mendamba kedamaian dengan harapan buah kebahagiaan. Sang pencetus utama dari kotak mungil ini mengaku enggan untuk dipublikasikan namanya. [Seorang muallaf yang memilih untuk dipanggil Sylvi yang bekerja di dunia kesehatan untuk tujuan kemanusiaan] dibantu oleh Aisyah Ie yin Gozali Ishar [Account Manager sebuah EO dan muallaf yang berasal dari keturuan Tionghoa], Seorang penulis dan pekerja kemanusiaan yang terlahir sebagai Bernadette Irene dan berhijrah sehingga diberkati dengan nama Irene Ni'matul Maula Az-zahra dan Pradipta Nugrahanto, [jurnalis dan penulis buku yang tengah mencoba mencurahkan titipan kemampuan menulisnya untuk berbagai hal yang  
mengandung elemen kebaikan].

Tidak ada niatan yang lebih dari wadah ini, selain mengharap persatuan dan pembelajaran. Kami masih [dan akan selalu] muda, dan tentunya [akan selalu] mencintai segala esensi dalam Islam.